Sabtu, 10 April 2010

TELAAH KURIKULUM

TELAAH KURIKULUM
MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH DASAR (SD)

  1. Pendahuluan

Pendidikan memegang peran penting dalam  kehidupan masyarakat. Menurut Rousseau (dalam Fatah, 2001:15), tujuan utama pendidikan adalah memberi kemampuan pada manusia untuk hidup di masyarakat.  Kemampuan ini   berupa pengetahuan  dan keterampilan, serta prilaku yang diterima masyarakat.  Kemampuaan seseorang akan dapat berkembang secara optimal apabila memperoleh pengalaman belajar yang tepat. Lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah harus  memberi pengalaman belajar yang  sesuai dengan potensi dan minat   peserta didik.
Sebagai  lembaga sosial, sekolah harus dapat memberikan pelayanan kebutuhan pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat. Pendidikan diharapkan juga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi agar dipergunakan dalam kehidupan di tengah masyarakat kelak. Efek sosial akhir dari pendidikan adalah perubahan di masyarakat baik secara ekonomi maupun sosial. Oleh karena itu, guru sebagai salah satu komponen pendidikan juga harus berusaha untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Faktor yang menentukan kualitas pendidikan antara lain kualitas pembelajaran dan karakter  peserta didik. Kualitas pembelajaran dilihat pada  interaksi peserta didik dengan sumber belajar,  termasuk pendidik, metode, sarana dan prasarana, serta alat evaluasi yang digunakan. Karakter  peserta didik  meliputi bakat, minat, dan kemampuan. Interaksi yang berkualitas adalah yang menyenangkan dan menantang. Menyenangkan berarti peserta didik belajar dengan rasa senang,  sedangkan menantang  berarti ada pengetahuan atau keterampilan yang harus dikuasai untuk mencapai kompetensi.

Tugas sekolah adalah mengembangkan potensi peserta didik secara optimal menjadi kemampuan yang berguna bagi dirinya untuk hidup di masyarakat.  Holland (dalam Atmadi 2000:33) mengajukan 6 skala inventori preferensi yang meliputi dimensi intelektual, realistik, artistik, sosial, pengusaha, dan konvensional.  Konfigurasi yang diajukan Holland berkaitan dengan potensi peserta didik. Apabila diketahui profil potensi peserta didik, maka perlakuan yang dirancang akan bisa lebih tepat, sehingga potensinya dapat dikembangkan secara optimal. Untuk itu, diperlukan serangkaian telaah kurikulum yang dapat dipergunakan untuk menjebatani demi tercapainya tujuan akhir dari pendidikan, yakni pengembangan potensi peserta didik secara maksimal.
Menyoal tentang  telaah kurikulum berarti sebelumnya kita harus memahami makna kurikulum itu sendiri. Meskipun bahasan ini sebenarnya telah dibahas oleh kelompok sebelumnya karena berkaitan dengan telaah kurikulum ada baiknya kalau sedikit kami ulas.
Menurut Santoso (2007:3.4) salah satu dari fungsi kurikulum adalah sebagai control (preventif) agar guru tidak menyimpang dalam melaksanakan tugasnya dan haruslah memahami kurikulum.

A.                Pengertian Kurikulum

Menurut Wahidin (2008) dalam bahasa latin kurikulum berarti lapangan pertandingan (race course) yaitu arena tempat peserta didik berlari untuk mencapai finis, baru pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidkan. Bila ditelusuri ternyata kurikulum mempunyai berbagai macam arti, yaitu:
1)        Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran
2)        pengalaman belajaryang diperoleh murid dari sekolah
3)        rencana belajar muid
Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, sertacara yang digunknnya dalam menyelenggarakan kegiatn belajar mengajar (Sntoso, 2007: 3.1). Bayak pendapat mengenai arti kurikulum, Namun inti kurikulum sebenarnya adalah pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan brrbagai kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan interaksi denagn lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah pengalaman kehidupan.
Selain itu dikatakan juga bahwa kurikulum adalah serangkaian komponen metode belajar mengajar, cara mengevaluasi kemajuan siswa dan seluruh perubahan pada tenaga pengajar, bimbingan dan penyuluhan, suvervisi, dan administrasi, waktu, jumlah ruang, dan dana, serta pilihan pelajaran (J. Lioyd dan Delmas F. Miller dalam Mulyati, 2006:3.1).
Menurut Ralph.W.Tyler (dalam Wahidin , 2008), ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam proses pengembangan kurikulum dan pengajaran yaitu:
1)        tujuan apa yang hendak dicapai?
2)        pengalaman belajar apa yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan?
3)        bagaimana pengalaman belajar itu diorganisasikan secara efektif?
4)        bagaimana menentukan keberhasilan pencapaian tujuan?
Jika kita mengikuti pandangan Tyler, maka pengajaran tidak terbatas hanya pada proses pengajaran terhadap satu bahan tertentu saja, melainkan dapat pula diterapkan dalam pengajaran untuk satu bidang studi/pengajaran di sekolah.
Demikian pula kurikulum dapat dikembangkan untuk kurikulum suatu sekolah bidang studi atupun kurikulum untuk suatu bahan pelajaran tertentu.

B.                 Fungsi Kurikulum

Fungsi kurikulum ialah sebagai pedoman bagi guru dalam nelaksanakan tugasnya. Selain itu kurikulum berfungsi sebagai:
1)        Preventif yaitu agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan kurikulum.
2)        Korektif yaitu sebagai rambu-rambu yang menjadi pedoman dalam membetulkan pelaksanaan pendidikan yang menyimpang dari yang telah digariskan dalam kurikulum.
3)        Konstruktif yaitu memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan dan mengembangkan pelaksanaannya asalkan arah pngembangannya mengacu pada kurikulum yang berlaku.
4)        Administrator yakni kurikulum berfungsi sebagai pedoman supervise kepada guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses belajar mengajar (Santosa, 2007:3.2).

C.                Komponen-Komponen kurikulum

1)        Tujuan, yaitu arah/sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaran pendidikan.
2) Isi Kurikulum, yaitu pengalaman belajar yang di peroleh murid di sekolah.pengalaman-pengalaman ini di rancang dan di organisasikan sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh murid sesuai denagn tujuan.
3)   Metode dalam proses belajar mengajar yaitu cara murid memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan.
4)      Evaluasi yaitu cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin di tuju dapat tercapai atau tidak.

D.                Landasan Pengembangan Kurikulum

Pada umumnya dalam mengembangkan  kurikulum kita dapat berpegang pada asas-asas berikut:
1)        Asas filosofis
Landasan filosifis memberikan arah pada semua keputusan dan tindakan manusia, karena filsafat merupakan pandangan hidup, orang, masyarakat, dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pendidikan filsafat memberikan arah pendidikan seperti hakikat pendidikan, tujuannya, dan bagaiman cara mencapai tujuan. Oleh karena itu, wajar apabila kurikulum senantiasa bertalian erat dengan filsafat pendidikan, karen afilsafat mementukan tujuan yang hendak dicapai dengan alat yang di sebut kurikulum.
2)        Asas psikologis
Asas ini berkenaan dengan perilaku manusia. Landasan psikologis berkaitan dengan cara peserta didik belajar, dan faktor apa yang dapat menghmbat kemuan belajar mereka selain itu psikologis memberikan landasan berpikir tentang hakikai proses belajar mengajar dan tingkat-ingkat perkembangan peserta didik. Kurikulum pada dasarnya disusun agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik ini berarti bahwa kurikulum dan pengajaran yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan peserta didik sebagai peserta utama dalam proses belajar mengajar akan lebih meningkatkan keberhasilan kurikulum, daripada kurikulum yang mengabaikan faktor psiklogis peserta didik.
3)        Asas sosiologis
Asas ini berkenaan dengan penyampaian kebudayaan, proses sosialisasi individu dan rekontruksi masyrakat, Landasan sosial budaya ternyata bukan hanya semata-mata digunaka dalam mengembangkan kurikulum pada tingkat nasional, melainkan juga bagi guru dalam pembinaan kurikulum tingakat sekolah atau bahkan tingkat pengajaran.

4)        Asas Organisatoris
Asas ini berkenaan dengan organisasi kurikulum. Dilihat dari organisasinya ada tiga tipe bentuk kurikulum:
a)   Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum)
b)        Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di hubung-hubungkan (Correlated curriculum)
c) Kurikulum yang terdiri dari peleburan semua/hampir semua mata pelajaran(integrated curriculum)
E.                 Prinsip yang Dianut dalam Pengembangan Kurikulum

Prinsip-prinsip dasar yang dapat dipergunakan dalam pengembangan kurikulum, diantaranya:
1)        Prinsip Relevansi,
kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik.
2)        Prinsip Efektifitas,
berkaitan dengan tingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum.
3)        Prinsip Efisiensi,
berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana, dan sarana yang dipakai dengan hasil yang diperoleh.
4)        Prinsip Kontinuinitas,
kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjangpendidikan disusun secara berkesinambungan.
5)        Prinsip Fleksibilitas,
di samping program yang berlaku untuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi anak mengambil program-program pilihan.
6)        Prinsip Integritas,
kurikulum hendaknya memperhatiakn hubungan antara berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang terpadu.
Agar tugas guru sebagai pelaksana utama operasional pembelajaran mata pelajaran di kelas dapat terlaksana dengan baik maka penguasaan kurikulum bagi seorang guru merupakan hal yang mutlak. Selain itu, seorang guru hendaklah mengkaji/menelaah kurikulum mata pelajaran apa yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan menelaah kurikulum seorang guru akan memperoleh gambaran berkaitan dengan mata pelajaran yang akan disajikan sehingga diharapkan akan mampu mengembangkan kurikulum, menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mampu mengevaluasi. Pada akhirnya tujuan/kompetensi yang digariskan akan tercapai sesuai dengan harapan.

  II.               Pembahasan (Telaah kurikulum Bahasa Indonesia di SD)
A.   Telaah Komponen dalam Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa dan Satra Indonesia SD
Sejalan dengan perkembangan zaman dan dalam rangka mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan masa depan dan menigkatkan mutu pendidikan nasional maka Departemen Pendidikan Nasional merespon dengan menyempurnakan kurikulum secara berkelanjutan, yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diberlakukan sejak tahun 2006. Kurikulum ini merupakan refleksi pemikiran terhadap kurikulum pendidikan dasar dan menengah sebagai salah satu wujud reformasi pendidikan. Selain materi pembelajaran telah disederhanakan, dalam kurikulum KTSP standar isi hanya disediakan standar minimal sementara pengembangan diserahkan pada sekolah yang bersangkutan disesuaikan dengan karakteristik sekolah tersebut. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan hasil yang baik, penilaian dilakukan bedasarkan pencapaian setiap indikator, mulai dari saat kegiatan belajar berlangsung sampai dengan akhir pembelajarn dan penilaian lebih ditekankan pada penilaian yang bersifat individual.
Dengan kata lain, setiap sekolah berkewenangan untuk mengembangkan sendiri kurikulum pendidikannya dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan, standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran, serta perangkat acuan standar nasional lainnya. Sekolah  bebas untuk memilih dan mengembangkan sendiri model kurikulum yang diperlukannya, termasuk untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.  
Hal itu dilakukan dengan memperhatikan hasil analisis yang mendalam terhadap keadaan dan kebutuhan peserta didik masa sekarang dan akan datang. Dengan kurikulum KTSP, diharapkan dapat membekali peserta didik untuk menghadapi tantangan secara mandiri, cerdas , kritis, rasional, dan kreatif.
Menurut Yunus (2007), dengan mempertimbangkan hakikat peserta didik, hakikat belajar, hakikat belajar bahasa Indonesia, tujuan kurikuler, dan karakteristik mata pelajaran Bahasa Indonesia, model kurikulum yang paling sesuai untuk mata pelajaran tersebut ialah Model Kurikulum Integratif atau Tematik.
Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi) saling berbagi pengalaman, saling belajar untuk meningkatkan intelektual, kesusastraan sebagai salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut. Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia SD adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
Jadi, kurikulum bahasa dan sastra Indonesia SD meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

1.             Fungsi dan Tujuan Kurikulum Bahasa Idonesia SD

a.             Fungsi kurikulum bahasa dan sastra Indonesia SD adalah sebagai sarana
1)     pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa;
2)     peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya;
3)        peningkatan iptek dan seni;
4)  penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia untuk berbagai keperluan;
5)        pengembangan penalaran;
6)  pemahaman beragam budaya Indonesia melalui kesusastraan Indonesia.
b.             Tujuan umum pembelajaran bahasa Indonesia SD adalah agar siswa
1)    menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara;
2)    memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif dalam bermacam-macam tujuan;
3)  memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan social;
4)        memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa;
5) mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk pengembangan kepribadian, wawasan kehidupan, meningkatkan kemampuan berbahasa;
6)      menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual. (KTSP, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD, Puskur balitbang Depdiknas 2006).
Untuk mencapai tujuan yang dimaksud maka harus diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia dari kelas satu sampai enam SD.
Setelah ditelaah,  kurikulum KTSP di SD seluruhnya terbagi dalam Sembilan mata pelajaran. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan  salah satu pelajaran pokok di SD. Pelajaran bahasa Indonesia diberikan alokasi waktu terbanyak, yakni di kelas 1 dan 2 sepuluh jam pelajaran per minggu. Kelas 4 – 6 sebanyak enam jam per minggu. Untuk kelas 1 dan 2 minggu efektif dalam satu tahun (2 semester) ada 34 minggu. Kelas 3—6 juga sama, tetapi untuk kelas 1 dan 2, jam sekolah minimal 17 jam per minggu dan tiap jam pelajaran selama 30 menit per minggu. Untuk kelas 3—6 jumlah jam per minggu minimal 23 dan tiap jam pelajaran selama 40 menit.

2.             Kompetensi Umum

Kompentensi di sini maksudnya adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia SD mencakup enam aspek, yaitu
a.              mendengarkan;
b.             berbicara;
c.              membaca;
d.             menulis;
e.              kebahasaan;
f.              apresiasi bahasa dan sastra Indonesia

3.             Hasil Belajar
Hasil belajar ini memuat gambaran materi yang disajikan pada tiap-tiap aspek dalam bahasa Indonesia yang mendukung tercapainya kompetensi yang telah ditetapkan. Secara garis besar sebagai berikut
a)      mendengarkan; cerita, berita, bunyi atau suara, perintah, pengumuman, ceramah dan seterusnya.
b)     berbicara;dialog, pesan, keluarga, drama pendek, gambar seri, dan seterusnya.
c)             membaca; huruf, suku kata, kalimat, paragraf, denah, berbagai teks, dan seterusnya.
d)             menulis; huruf, suku kata, kalimat, paragraf, karangan dan seterusnya.
e)             sastra; dongeng, puisi, pantun, cerita pendek, drama sederhana, dan seterusnya.
f)               kebahasaan; intonasi, lafal, ejaan, tanda baca, kata, kalimat, imbuhan , partikel, dan seterusnya.

4.             Pendekatan dan Pengorganisasian Materi
Untuk menentukan pendekatan apa yang dipakai, serta pengorganisasian materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia SD maka banyak hal yang harus dicermati, antara lain
a)             fungsi utama bahasa sebagai adalah sebagai alat komunikasi;
b)             kecenderungan siswa SD;
c)             perkembangan bahasa siswa SD;
d)            posisi bahasa Indonesia sebagai pelajaran yang strategis.
Dengan demikian pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah memadukan berbagai pendekatan, misalnya
a)             pendekatan komunikatif; bahwa pembelajaran bahasa Indonesia harus sesuai dengan konteksnya, maksudnya mengajarkan bahasa dimulai dari bagaimana bahasa itu digunakan dalam konteksnya sehari-hari, yang menekankan kepada kebermaknaan dan fungsi bahasa.
b)             pendekatan terpadu;secara umum dapat diartikan dengan menghubung-hubungkan beberapa mata pelajaran atau antara aspek dalam satu mata pelajaran, dengan tujuan agar pembelajaran itu relevan dan bermakna bagi siswa, yang dikenal dengan istilah tematik.
c)             pendekatan keterampilan proses dan CBSA; pendekatan ini melakukan pembelajaran yang berpusat pada siswa, belajar dengan melakukan, dan lain-lain. (Santosa, 2007:3.9)
pengorganisasian materi harus mencermati prinsip pembelajaran bahwa pembelajaran dimulai dari yang mudah keyang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks. Selanjutnyakompetensi dasar mata pelajaran terdiri atas (1) kompetensi dasar, (2) hasil belajar, dan (3) indikator pencapaian hasil belajar.

5.             Rambu-Ranbu

Rambu-rambu merupakan penjelasan dan pedoman bagi pelaksanaan kurikulum, untuk mengembangkan, menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. Dalam kurikulum bahasa Indonesia SD terdapat tujuh butir rambu-rambu, yang intinya dapat dikemukakan sebagai berikut
a)             hakikat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Karena itu, pembelajaran harus diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta memperluas wawasan dan mempertajam kepekaan perasaan.
b)             Kemampuan dasar hasil belajar untuk pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam KTSP merupakan pencapaian hasil belajar minimal yang harus dikuasai oleh siswa sedangkan pengembangan dan indikator diserahkan pada guru matapelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik sekolah dan keadaan siswa sebagai warga belajar. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
c)             Kompetensi dasar bahasa indonesia SD mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, sastra, dan kebahasaan. Aspek-aspek ini harus dikembangkan secara seimbang.

6.             Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD

Berikut ini disajikan contoh standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia SD.



Mata pelajaran                     :      Bahasa dan Sastra Indonesia
Jenjang                                  :      Sekolah Dasar
Kelas/semester                       :     1/I       
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
Mendengarkan
Menyimak dan membedakan bunyi atau suara

Menunjukkan kemampuan menirukan bunyi atau suara tertentu
Berbicara
Memperkenalkan diri
Siswa menunjukkan kemampuan memperkenalkan diri tentang nama, umur, rumah, dsb.
Membaca

Membaca permulaan

Membaca dengan lafal dan intonasi yang benar, memiliki pemahaman, dan mengidentifikasi kata-kata kunci.
Menulis

Menulis permulaan/menyalin

Membaca huruf,  kata,  atau kalimat,  serta menuliskannya dengan benar
Apresiasi Sastra
Medengarkan dongeng guru dan menjawab pertanyaan
Menjawab pertanyaan isi dongeng dengan kosa kata yang sudah dikenal anak dengan menggunakan bahasa sederhana.

B.            Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa dan Satra Indonesia SD

Berdasarkan pembahasan tentang telaah komponen kurikulum mata pelajaran bahasa dan satra Indonesia SD, selanjutnya pengembangan kurikulum bahasa dan sastra Indonesia SD khususnya lebih ditekankan pada bagaimana mengembangkan silabus pembelajaran.
Menurut Santosa (2007:3.23) silabus adalah seperangkat rencana tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Oleh karena itu, silabus harus dikembangkan secara sistematis dan berisi komponen-komponen yang saling berkaitanuntuk memenuhi target pencapaian kompetansi dasar. Berikut ini komponen silabus yang digunakan dalam mengelola pembelajaran, diantaranya

1)        Identitas
2)        Standar kompetensi,
3)        Kompetensi dasar,
4)        KKM,
5)        indikator pencapaian,
6)        materi pokok;

Contoh:
PENGEMBANGAN SILABUS
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Nama Sekolah                        :  SD Negeri 2 Gadingrejo
Mata Pelajaran                      :  Bahasa dan Sastra Indonesia
KKM                                            :  70
Kelas/Semester                     :  1/I
TP                                                :  2009/2010

STANDAR KOMPENTENSI
KOMPETENSI DASAR
KKM
INDIKATOR PENCAPAIAN
MATERI POKOK
NO.
DESKRIPSI
NO.
DESKRIPSI
KD
IP
NO.
DESKRIPSI
NO.
DESKRIPSI
1.
Menyimak dan membedakan bunyi atau suara

1.1
Menunjukkan kemampuan menirukan bunyi atau suara tertentu
70
68


72


70

1.1.1


1.1.2


2.1.3


Berkonsentrasi menyimak dan menebak bunyi atau suara tertentu secara tepat
Menirukan bunyi kendaraan, suara ombak, dan lain-lain.
Dst (dikembangkan oleh guru)
1
Contoh bunyi-bunyian,  baik melalui rekaman, observasi, atau langsung suara dari guru (menirukan bunyi-bunyian/ anamotope)

C.                Pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik atau terpadu merupakan strategi pembelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik disarankan dilaksanakan di kelas rendah (1 dan 2 ),  hal ini mencermati kecenderungan siswa yang memandang sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik). Dengan strategi ini, diharapkan pembelajaran lebih bermakna. Namun demikian, pembelajaran terpadu ini pun dapat dilaksanakan di kelas tinggi (3--6) dalam waktu-waktu tertentu.
Ciri-ciri pembelajaran tematik/terpadu
a)        menyajikan konsep dari beberapa pelajaran dalam satu konsep pembelajaran, dengan maksud agar pembelajaran tersebut lebih bermakna, jadi tidak di paksakan;
b)        bersifat fleksibel;
c)        pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa;
d)       memberikan pengalaman langsung kepada siswa;
e)        perpusat pada siswa.

Contoh :
Jaringan Topik Tematik Kelas Rendah (1,2 SD)

Bahasa Indonesia:
ü bercerita kegiatan sehari-hari
ü menyimak cerita guru
ü membaca teks pendek

Kesenian:
ü menyanyikan lagu bangun tidur
ü menggambar/mewarnai



TEMA DIRI SENDIRI




Matematika:
ü menghitung anggota jumlah keluarga
ü mengurutkan umur dari tertua kemuda

Pendidikan Jasmani:
ü menjelaskan manfaat kebersihan
ü berolahraga


Dari jaringan topik guru itu, guru dapat mengembangkan/menyusun Rencana Pembelajaran secara sederhana sebagai berikut:

RENCANA PEMBELAJARAN KTSP
Nomor: 01

Nama Sekolah                                     :           SD Negeri 2 Gadingrejo
Mata Pelajaran                                   :           Bahasa dan Sastra Indonesia
KKM                                                        :           70
Kelas/Semester                                  :           3/I
TP                                                             :           2009/2010
Alokasi Waktu                                     :           2 x 40 menit (2jam pelajaran)

Standar Kompetensi         :     1.         Membaca Intensif
Kompetensi Dasar             :     1.2       Membaca dan menjelaskan isi teks sederhana yang terdiri atas dua atau tiga paragraf
Indikator Penilaian              :   1.2.1    menjawab pertanyaan tentang isi bacaan;
1.2.2    melengkapi jawaban pertanyaan yang diajukan oleh guru;
1.2.3    menyimpulkan isi teks dalam satu kalimat.
I.         Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
1.1.      menjawab pertanyaan tentang isi bacaan dengan tepat;
1.2.      melengkapi jawaban pertanyaan yang diajukan oleh guru;
1.3.      menyimpulkan isi teks dalam satu kalimat.
II.           Pengalaman Belajar
1.1        Secara bergiliran siswa membaca teks sederhana;
1.2        Secara klasikal siswa menjelaskan isi isi bacaan;
1.3        Siswa menjawab pertanyaan tentang isi bacaan dengan tepat;
1.4        Siswa melengkapi jawaban pertanyaan yang diajukan oleh guru;
1.5        Secara klasikal menyimpulkan isi teks dalam satu kalimat.
III.    Tema/Topik
Diri Sendiri
IV.    Materi
(Mencari bacaan yang relevan/kreatifitas guru)
V.      Skenario Pembelajaran (Pengalaman Belajar)
NO.
KEGIATAN
URAIAN
WAKTU
1.
Awal
a.       Kegiatan diawali dengan menyapa, memperhatikan  kebersihan kelas, dan mengabsen kehadiran siswa.
b.      Menjelaskan tentang KD dan indikator yang akan dicapai.
c.       Memotivasi respon siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ringan yang mengarah kepada materi, misalnya: ”Kalau anak-anak sakit biasanya dibawa Ibu kemana?”
d.      Siswa diajak mengamati gambar puekesmas.
e.      Beberapa siswa diberi kesempatan menjelaskan gambar.
  7  menit



2.
Inti
a.       Siswa membaca teks bacaan berjudul “Puskesmas” dengan suara yang jelas sementara siswa yang lain menyimak.
b.      Mencari dan menemukan makna kata-kata yang belum dipahami.
c.       Secara klasikal siswa menyimak penjelasan guru tentang bacaan “Puskesmas”
d.      Setiap siswa menjawab pertanyaan tentang isi bacaan pada lembar kerja yang dibagikan oleh guru.
e.      Hasil pekerjaan siswa dikumpulkan.
  5  menit

  5  menit

  6  menit

10  menit

   5  menit
3.
Akhir
a.      Guru memberi penghargaan atau pujian kepada paling aktif dan kreatif.
b.      Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan pembelajaran.
c.       Guru menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran yang akan datang.      
   7  menit



VI.    Alat / Bahan/ Sumber Pembelajaran
a.      Media
1)         Gambar tempat umum, puskesmas
2)         Teks bacaan “Puskesmas”.

b.      Sumber Pembelajar
1)        Darmadi, kaswan dan Rita Nirbaya. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
2)        Yusuf, Syamsudin dkk. 2004. Bina Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD Kelas III. Jakarta: Erlangga              
VII.              Metode  dan Teknik Pembelajaran
Metode/teknik:
1)      ceramah,
2)      tanya jawab, dan
3)      penugasan

VIII.            Penilaian
a.        Penilaian Penilaian Proses
1)      Aspek Afektif                :   Ø    menyimak menyimak bacaan
2)      Aspek Kognitif               :   Ø    siswa menemukan kata-kata yang tidak dipahami.
                                                        Ø    siswa menyampaikan kekurangan yang terdapat pada pengucapan kalimat cerita peng­alam­an yang disampaikan oleh temannya
b.       Penilaian Hasil Belajar
1)      Aspek Psikomotor       :   Ø    Membaca bacaan tentang “Puskesmas”.


2)      Indikatar Penilaian Proses Membaca
No.
Ha-hal yang dinilai
Skor
1
Penampilan



a.   keberanian
2


b.   kelancaran
2


c.   kenyaringan
2

2
Isi



a.   intonasi
2


b.   pengucapan
2

Skor Masimal
10



Mengetahui                                                                                                                   Gadingrejo,            Juli 2010
Kepala SD Negeri 2 Gadingrejo,                                                                             Guru Mata Pelajaran


Dra Sukesi                                                                                                                       Marikun, S.Pd.
NIP 130887704                                                                                                               NIP 132190814


  1. SIMPULAN
Mengembangkan kurikulum yang konsisten secara konseptual dari hulu ke hilir, memang tidak mudah. Lebih tidak mudah lagi mengimplementasikannya. Apalagi jika penerapan kurikulum baru itu tidak disertai dengan penyiapan lapangan yang baik. Perubahan kurikulum bukan sekedar pergantian dokumen. Melainkan berimplikasi luas terhadap perubahan paradigma, kebiasaan, dan kemampuan lama menuju yang baru.
Sebagai contoh, penerapan pendekatan integratif atau tematik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia SD, sebenarnya sudah diberlakukan sejak Kurikulum 1994.  Setelah 12 tahun, realisasi pendekatan itu belum juga dapat diwujud-kan pada tataran praksis pembelajaran. Ada apa ini? Sampai kapan ketegangan antara inovasi (pembaharuan dalam kurikulum-pembelajaran) dan tradisi (mengajar dengan kebiasaan lama) akan terjembatani?

DAFTAR PUSTAKA

Atmadi, A. dan Y. Setyaningsih. 2000. Transformasi Pendidikan Memasuki Milenim Ketiga. Yogyakarta : Kanisius.
Fatah, Nanang. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.
Santosa, Puji. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Stott, Lousie., Fink, Dean.. & Earl. Lorna. (2003). It’s about learning. London: RoutledgeFarlmer.
Wahidin. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Download: http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/31/dasar-dasar-pengembangan-kurikulum/. pada 8  Januari 2010
Yunus, Mohamad 2007. Makalah Karakteristik, Model, Dan Implementasi Kurikulum Pendidikan Menengah Umum. Download: http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2007/01/31/makalah karakteristik, model, dan implementasi kurikulum pendidikan menengah umum /. pada 8  Januari 2010

Kontak Kami
 
Internet Linguistik merupakan kajian bahasa Indonesia secara online oleh Marikun SMAN 1 Gadingrejo, Pringsewu, Lampung
Your Name*
Subject*
Message*
Email Address*
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[Refresh Image][What's This?]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang santun

 
Klik di sini Internet Linguistik
Juga ada pada Logo-Logo berikut ini :
.

Copyright 2009 Internet Linguistik. Blogger Templates created by Deluxe Templates. Wordpress by Justin Shattuck.