Minggu, 31 Januari 2010

RELATIVITAS BAHASA

Relativitas bahasa bukan ide baru di bidang linguistik. Ia pernah terabaikan beberapa dasawarsa di pertengahan abad 20; namun mulai dasarwarsa 1970-an ia bangkit lagi dengan semangat baru, yaitu semangat perlawanan terhadap universalitas bahasa yang diformalkan secara berlebihan oleh Gramatika Generatif, dengan pandangan sentralnya yang tidak pernah bergeser dari ranah sintaksis. Kini relativitas bahasa kembali mendapatkan posisi yang mapan dalam Sosiolinguistik, Pragmatik, dan terutama Etnolinguistik. Dalam sejarahnya yang cukup panjang, relativitas bahasa berawal dari pemikiran para sarjana linguistik, dimulai sejak awal abad 19 dan merentang sampai paruh pertama abad 20.

Adalah Wilhelm von Humboldt (1767-1835) yang sering dirujuk sebagai bapak relativitas bahasa. Menurut filosof dan bahasawan berbangsa Jerman ini, terdapat saling-hubungan yang erat antara masyarakat, bahasa, dan budaya. Pada tahap ideal, kesatu-paduan itu muncul sebagai tritunggal : satu masyarakat, satu bahasa, dan satu budaya.

Di Amerika Serikat, relativitas bahasa nampak jelas pada Linguistik Deskriptif ala Franz Boas (1858-1942), yang merupakan hasil penelitiannya atas bahasa-bahasa Indian-Amerika. Llinguistik Boas sangat diwarnai oleh pendekatan antropologi dan dengan demikian selalu melihat kaitan yang erat antara bahasa dan budaya. Boas di Amerika bergelut dengan bahasa-bahasa Indian yang eksotik dan tak dikenal untuk menghasilkan deskripsi yang tuntas. Akhirnya Boas menyimpulkan bahwa setiap bahasa memiliki deskripsinya yang khas, karena setiap bahasa memiliki struktur yang unik. Bagi Boas, tak ada bahasa dengan tipe ideal yang dapat dijadikan model bagi bahasa-bahasa alamiah yang ada.

Berdasarkan pemikiran tokoh-tokoh di atas dapat kita simpulkan bahwa setiap bahasa mempunyai ciri khas yang membedakannya dari bahasa yang lain. Ciri khas bahasa tersebut lahir akibat keragaman keadaan masyarakat dan budaya para penutur bahasa tersebut. Dengan kata lain, setiap masyarakat dan setiap budaya mempunyai bahasanya sendiri; yang cocok dengan keadaan lingkungan sosiokultural mereka. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk lebih gemar menggunakan bahasa asing daripada menggunakan bahasa asli atau bahasa ibu dalam konteks ini adalah bahasa Indonesia. Akhirnya anggapan-anggapan negatif terhadap bahasa Indonesia yang dilontarkan para penggemar bahasa asing akan gugur dengan sendirinya. Tidak ada bahasa yang lebih unggul dari bahasa lain. Setiap bahasa mempunyai kedudukannya masing-masing, anggapan keunggulan suatu bahasa terhadap bahasa lain adalah sesuatu yang bersifat relatif tergantung penafsiran masing-masing orang. Penafsiran tersebut lahir akibat penilaian dan persepsi sempit seseorang terhadap suatu bahasa.

Mengubah pandangan masyarakat Indonesia tentang kedudukan bahasa Indonesia terhadap bahasa asing memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Gambaran umum tentang keunggulan bahasa asing khususnya bahasa Inggris terhadap bahasa Indonesia telah terekam kuat di setiap otak masyarakat Indonesia sehingga secara tidak disadari kegemaran menggunakan bahasa asing menjadi suatu kebiasaan di kalangan masyarakat Indonesia. Mengubah suatu kebiasaan sangatlah tidak mudah dan membutuhkan kerja yang sangat keras. Pendekatan psikologis sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kita harus mengubah penilaian dan persepsi sempit masyarakat Indonesia mengenai bahasa Indonesia. Kemudian menanamkan pemahaman bahwa bahasa Indonesia merupakan bagian dari budaya bangsa yang diabadikan melalui peristiwa bersejarah tanggal 28 Oktober 1928, Sumpah Pemuda. Melestarikan bahasa Indonesia sama artinya dengan menghargai perjuangan para pahlawan bangsa untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Butuh kesungguhan dan komitmen kuat seluruh elemen bangsa Indonesia untuk membuat bahasa Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Kontak Kami
 
Internet Linguistik merupakan kajian bahasa Indonesia secara online oleh Marikun SMAN 1 Gadingrejo, Pringsewu, Lampung
Your Name*
Subject*
Message*
Email Address*
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[Refresh Image][What's This?]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang santun

 
Klik di sini Internet Linguistik
Juga ada pada Logo-Logo berikut ini :
.

Copyright 2009 Internet Linguistik. Blogger Templates created by Deluxe Templates. Wordpress by Justin Shattuck.